Sebuah pengharapan telah disampaikan oleh Paus Fransiskus kepada Pembaruan Karismatik Katolik yaitu : “Bagikanlah rahmat Pencurahan Roh Kudus kepada seluruh Gereja.”
Berhubung dengan pentingnya pemahaman yang benar mengenai pencurahan Roh Kudus ini, maka saya kutipkan penjelasan tentang hakekat pencurahan Roh Kudus dari buku pedoman Pembaruan Karismatik Katolik oleh para Uskup Indonesia.
26. Dalam pelbagai kegiatan karismatik, “pencurahan Roh” menjadi suatu ungkapan penting. Ini mempunyai dasar iman yang dalam dan perlu ditangkap secara tepat dalam konteks pemahaman kita mengenai hidup kristiani. Dari seluruh Injil kita mengetahui bahwa penyelamatan Allah itu berwujud tindakan Allah mencurahkan Roh-Nya. Itu terjadi, baik pada peristiwa penciptaan maupun dalam penjelmaan Allah Putra serta dalam pemakluman GerejaNya.[38] Maka secara tepat pencurahan Roh disebut saat penyelamatan Allah dirasakan kembali. Dalam proses perkembangan Gereja, segi pelembagaan dan administratif kerap kali lebih menonjol ke depan daripada segi rohani, sehingga orang lebih merasa “terdaftar” menjadi anggota Gereja melalui petugas manusiawi daripada disambut oleh Allah melalui pemberian Roh-Nya. Dalam konteks itu, “pencurahan Roh” dalam lingkungan karismatik di satu pihak menggarisbawahi makna teologis dari “menyambut kasih Roh”, di lain pihak mau menegaskan keyakinan kita akan peran perdana Roh dalam penyelamatan, yang senantiasa merupakan pegangan dasar iman kita, namun yang sering menipis karena perjalanan sejarah dan pengalaman hidup”.[39]
(PEMBARUAN HIDUP KRISTIANI SEBAGAI KARISMA ROH
Pedoman Pembaruan Karismatik Katolik Indonesia 1995 - Konferensi Waligereja Indonesia)
Pentakosta yang dialami oleh para rasul adalah peristiwa “dipenuhi oleh Roh Kudus” (Kis 2:4). Pencurahan Roh merupakan pengalaman Pentakosta yang terjadi kembali. Dialami oleh seorang pribadi secara nyata. Kehadiran Roh Kudus disadari dan dialami dengan cara yang sedemikan, sehingga membawa suatu perubahan hidup yang jelas. Pengalaman batin yang mendalam ini tidak terlepas dari rahmat Sakramen Baptis dan Krisma. Oleh karena itu ada penjelasan yang menyatakan bahwa rahmat Sakramen dihayati kembali dan dihidupi secara sadar. Bukan berarti rahmat Sakramen ini kurang besar, karena itu perlu ditambah dengan pencurahan Roh - ini pemahaman yang sama sekali salah. Rahmat Sakramen seringkali seakan tidak aktif dalam hidup kita, karena diabaikan, karena pengaruh keduniawian, karena kedagingan dan dosa, oleh sebab itu sekalipun sudah dibaptis tetapi belum menghayati nilai Injil dalam hidupnya.
Suster Elena Guerra (Pendiri Oblat Roh Kudus) mendesak Paus Leo XIII agar membawa seluruh Gereja kembali kepada pengalaman “Ruang Atas” (peristiwa Pentakosta yang dialami para rasul bersama Bunda Maria). Menurut Sr. Elena Guerra, Roh Kudus selalu rindu hadir dan berkarya seperti yang dialami dalam Gereja Perdana, di mana kehadiran Roh Kudus yang explisit terjadi berulang-ulang. Yang diperlukan adalah setiap orang mau terus merindukan dan membuka hati bagi-Nya.
Tanpa mengabaikan pembaruan Roh Kudus dalam seluruh perjalanan sejarah Gereja melalui banyak hal dan karya baik di kalangan kaum awam maupun imam, biarawan/wati, dapatlah dikatakan bahwa anjuran Sr. Elena ini sedang terjadi pada masa ini melalui Pembaruan Karismatik Katolik.
Mengapa pencurahan Roh Kudus ini sedemikan penting dan diharapkan dapat dialami bukan hanya oleh sekelompok orang melainkan juga oleh seluruh anggota Gereja ?
Menurut Paus Fransiskus, kesadaran dan pengalaman akan kasih Tuhan Yesus perlu terus menerus dibarui, kasih yang mendalam dan mengubah hidup agar kasih Tuhan ini dapat terus disebar luaskan kepada semua orang. Pencurahan Roh Kudus adalah pengalaman dibenamkan ke dalam kasih Allah yang menyelamatkan. Roh Kudus menolong kita dapat menghidupi Injil secara penuh dan konsisten, sehingga kita semakin bertumbuh dalam kekudusan. Rahmat Sakramen Baptis dan Krisma dialami. Inilah sebabnya pencurahan Roh perlu dibagikan dan disebarkan.
Sejak sekitar tahun 1970 Seminar Hidup Dalam Roh (SHDR) telah diadakan oleh Pembaruan Karismatik Katolik. Dan Bapa Paus Fransiskus menghimbau agar kebaruan SHDR tetap dijaga.
SHDR merupakan sarana pewartaan Injil yang membantu banyak orang mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus. Inti pewartaan - YESUS ADALAH TUHAN - tidak pernah berubah, namun metode dan penyadaran akan pentingnya sarana penginjilan ini yang harus terus dibarui dan disegarkan oleh Roh Kudus. Penyelenggaraan SHDR tidak boleh hanya sebagai mesin daur ulang (hanya dipandang sebagai penyegaran orang-orang yang sudah ada), melainkan harus dilaksanakan bagi orang-orang baru agar mereka mengalami pencurahan Roh dan pembaruan hidup kristiani sejati.
Akibat pencurahan Roh yang dialami :
Kesadaran yang semakin mendalam akan kehadiran dan kasih Allah dan Ke-Tuhan-an Yesus Kristus.
Bertumbuh semakin akrab dengan Allah dalam doa.
Sabda Allah , Ajaran Gereja dan Sakramen menjadi hidup dan bermakna mendalam.
Cinta kepada Gereja dan ketaatan kepada Hirarki.
Mempunyai kerinduan yang baru untuk bersaksi dalam kuasa Roh Kudus, melalui tindakan dan kata-kata.
Bertumbuh dalam buah Roh... damai, kasih,sukacita.
Karunia karismatik dipergunakan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.
Pengalaman discernment untuk mengetahui kehendak dan bimbingan Roh Kudus.
Melakukan doa syafaat yang penuh kuasa.
Panggilan untuk menjaga kemurnian hidup.
Berspirit ekumenis , menghargai dan menghormati sesama saudara kristiani.
Panggilan melayani orang lain dengan motivasi agar orang lain mengalami kasih dan kehadiran Tuhan dalam hidupnya.
Dan masih banyak lagi pengalaman-pengalaman iman.
Kutipan dari buku ”Dipacu Oleh Roh Kudus” halaman 55 (Penulis Ciryl John).
Paus Yohanes Paulus II mengatakan kepada para peserta Plenary Assembly of Catholic Fraternity of Charismatic Covenant Communities and Fellowships di Roma pada tanggal 7 November 2002: "Sumbangan Anda bagi Gereja, melalui kessaksian-kesaksian Anda yang setia akan kehadiran dan kuasa Roh Kudus telah menolong banyak orang untuk menemukan dalam cara mereka sendiri keindahan dan rahmat yang diberikan kepada mereka saat baptisan, pintu masuk kepada hidup di dalam Roh Kudus (bdk. KGK, 1213). Hal itu telah menolong mereka untuk mengenal kepenuhan kuasa pencurahan Roh Kudus yang diberikan pada saat Krisma (bdk. Ibid, 1302)." 44.
Marilah kita menyambut pengharapan Paus Fransiskus dan mewujudkannya melalui program kerja yang realistis.
“Bagikanlah Rahmat Pencurahan Roh Kudus”.
Surabaya, 7 Oktober 2018.
- jn -
Haleluyah